Bunuh Diri sebagai Fakta Sosial

| |


Bunuh diri (dalam bahasa Inggris: suicide; dalam budaya Jepang dikenal istilah harakiri) adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Alasan atau motif bunuh diri bermacam-macam. Belakangan ini kasus bunuh diri makin marak terjadi, hal ini dilakukan oleh berbagai kalangan baik orang kaya, maupun orang miskin, dari yang berprofesi sebagai anggota kemiliteran sampai para pelajar. Saya tidak habis pikir, kenapa malah bunuh diri yang menjadi trend, padahal menurut saya masih banyak hal lain yang masih bisa dilakukan. Motif bunuh diri ada bermacam-macam seperti depresi, gangguan kejiwaan, masalah ekonomi, masalah percintaan, dan masalah keluarga. Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu
1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).
Teknik-teknik dalam bunuh diri pun bermacam-macam, ada yang melompat dari tempat yang tinggi (yang saat ini lagi trend-trendnya di Indonesia), ada yang gantung diri menggunakan tali atau rafia, mengkonsumsi obat-obatan dengan dosis tinggi, sampai mengakhiri hidupnya dengan menggunakan suatu benda. Bunuh diri bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok.
Kebanyakan pelaku bunuh diri adalah remaja dari tingkat pelajar SMP sampai Mahasiswa yang antara lain umurnya berkisar antara 15-25 tahun. Motif mereka berlainan tapi dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka tidak kuat dalam menghadapi tekanan social yang ada, baik dari keluarga maupun dari lingkungannya. Hal ini dikarenakan karena kondisi mental mereka yang masih krisis dan belum terbentuk secara matang. Menurut saya modernisasi mungkin merupakan salah satu penyebab meningkatnya bunuh diri, dikarenakan dengan adanya modernisasi maka perubahan social yang terjadi pun semakin banyak dan bervariasi. Dalam suatu berita pernah disebutkan adanya pemanfaatan suatu media elektronik seperti facebook, yang didalamnya disebutkan bahwa ada pelaku bunuh diri yang mengajak orang-orang untuk bunuh diri bersama-sama. Tepatnya di Hongkong, ada sekitar 208 orang yang melakukan bunuh diri setelah terpengaruh oleh situs tak bertanggung jawab tersebut, dan pelaku bunuh diri kebanyakan adalah remaja. Mungkin tidak hanya di hongkong saja, melihat kondisi masyarakat sekarang ini tak menutup kemungkinan bahwa hal ini akan terjadi juga di Negara-negara lain.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi kondisi seseorang, baik kejiwaannya, kepribadiaanya, mentalitasnya, dan juga tingkat religiusnya. Banyak kasus bunuh diri yang diakibatkan karena permasalahan keluarga. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa, keluarga sangat penting dalam membentuk kondisi seseorang, dan perlunya kesadaran masyarakat untuk lebih menata keluarganya sehingga akan terbentuk kondisi seseorang yang siap dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar